kok bisa?


Tepat setelah Acel mengirim pesan terakhir pada Gavi, ia segera mengambil jaket dan juga memakai sepatunya. Melangkahkan kakinya menuju lantai dasar untuk menunggu Gavi sampai di apartementnya. Namun, belum saja kaki Acel menginjak lantai dasar, suara denting handphone menyita perhatiannya. Gavi sudah sampai, cepet banget, sengebut apa dia?, pikirnya.

Acel menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari mobil yang Gavi maksud, Acel juga merasa heran karena Gavi memarkirkan mobilnya di parkiran yang biasa digunakan oleh penghuni apartementnya. Kakinya melangkah lebih cepat begitu melihat mobil yang dimaksud, menghampiri alpha menyebalkan yang hari ini menjadi penyelamatnya.

“Hai, sorry ya, lo udah nunggu lama?” Acel duduk di samping Gavi, langsung mengenakan sabuk pengamannya dengan tergesa.

“Lama banget, dari semalem gua disini,”

Mulut Acel membola, tidak paham dengan maksud alpha di sampingnya.

“Hah? Gimana?”

“Gua tinggal di sini juga,”

Mata Acel berkedip-kedip lucu sebelum ia kembali menetralkan air mukanya lagi, kok bisa se apartement segala sih, gerutunya.