kerja
Kepulan asap dari panasnya kopi menemani pagi Acel selagi merapihkan berkas-berkas di atas mejanya. Jarum jam masih menunjuk ke angka delapan, masih ada waktu tiga puluh menit lagi sebelum jam masuk kerja dimulai. Acel kemudian duduk menyesap kopinya sembari memikirkan hal yang perlu ia lakukan seharian ini.
“Pagi, Marcel.”
Acel menaruh gelasnya sebelum menyapa balik laki-laki jangkung di depannya.
“Hari ini kamu perkenalan dulu ya. Pertama ke atasan kita, terus nanti ikut saya keliling kantor dan ikut meeting siang ini ya.”
“Oke,” Gavi mengangguk nurut sebelum mengambil duduk di samping meja milik Acel.
Baru saja Acel akan melangkahkan kaki dari kursinya, Pak Sidik datang dengan senyuman cerah yang menyapanya, “Pagi Marcel,” sapanya.
Acel membalas seraya tersenyum dan membungkuk sopan menanggapi sapaan atasannya, “Gimana? Udah dapat fotografernya?”
“Oh baru saja saya mau ke ruangan Bapak dan mengenalkannya,” Acel tersenyum kembali, membuat Gavi bertanya-tanya mengapa cowok mungil itu sangat mudah tersenyum jika bukan kepadanya, “Namanya Gavi, Pak. Hasil foto-fotonya yang sudah saya kirim email dan bapak approve waktu itu,” yang disebut namanya tentu langsung reflek membungkuk sopan.
Gavi memperkenalkan diri dan keduanya berbincang sebentar sebelum Pak Sidik kembali meminta atensi penuh dari Acel.
“Saya hari ini gabisa ikut meeting, bisa ya kamu nanti kirim ke saya hasil meeting nya? Ambil dua konsep terbaik saja, Cel,” Acel menyanggupi sehingga ia mendapat tepukan di pundaknya.
“Oh iya, berarti pembuatan company profile pun diobrolin sekalian ya, Cel.”
“Siap Pak, untuk pelaksanaan kapan mulai kerja untuk pembuatan sih saya udah buat time schedule, kemungkinan minggu ini Gavi sudah mulai garap kerjaannya Pak.”
Pak sidik mengangguk sebelum berpamitan dengan Gavi dan Acel yang kini masih berdiri menunggu Pak Sidik cukup jauh dari tempatnya sebelum keduanya kembali duduk.
“Lo dengerin gue gak sih?” Omel Acel, ia bahkan melupakan formalitas yang sejak pagi tadi ia coba pakai dengan Gavi.
“Iya di dengerin kok. Omong-omong kita jadi ngomong non formal sekaranag? Gua manggil nama atau gimana?” tanya Gavi penasaran, sebab Acel mendadak bicara non-formal kepadanya.
Menghela nafas kasar Acel menanggapi Gavi asal, “Panggil Mas Acel.”
“Sori? Gak salah?”
“Ih gue kan atasan lo gak salah dong, Gav,” Protes Acel, “Pakai bahasa non-formal aja deh biar lebih santai, kita juga seumuran kan? Tapi gue tetep atasan lo ya, awas lo gak nurut sama gue.”
“Iya, yaudah lanjut lagi ini konsepnya mau gimana tadi?” Baru hari pertama kerja, namun mereka tidak lepas pertengkaran hanya karena hal sepele.
Gavi mengikuti langkah kaki Acel, ia menggerutu di belakang Acel, sedikit kesal karena langkah omega di depannya ini terus saja berhenti untuk menyapa rekan kerjanya. kayak jarang ketemu aja sih, nyapanya gausah lebay kek rutuknya.
Setelah beberapakali keduanya berhenti untuk menyapa beberapa rekan kerja Acel, kini keduanya sudah memasuki sebuah ruangan besar yang biasa digunakan sebagai studio untuk keperluan perusahaan, Acel menyalakan lampu dari saklarnya sebelum matanya mengitari seluruh ruangan besar ini.
“Ini ruangannya, gak akan makan tempat banyak juga kan?”
Gavi mengangguk sembari memandangi seisi ruangan.
“Yang take disini gak banyak kan? Cuma yang sibuk-sibuk gabisa take keluar? Ya tinggal bikin backgroundnya supaya gak monoton itu-itu terus aja sih.”
Acel mengangguk singkat, ia terbatuk ketika debu dari meja yang baru saja ia tiup malah mengganggu hidungnya, Gavi yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya heran.
“Ya itu, yang mesti take diluar dan pas kegiatan aja berarti yang mesti pas lo ngasih taunya.”
Acel menatap heran Gavi yang hanya mengangkat sebelah alisnya karena tatapan Acel itu, “Apa?” tanyanya.
“Udah gue atur, tapi disini gue atasan lo ya, seenaknya aja lo ngatur-ngatur gue? Ngasih tau lo pas atau enggak ya sebebas gue lah, beneran gue bikin lo dateng jauh lebih awal lo ya, mampus.”
Gavi memutar bola matanya malas, omega male disampingnya memang terlalu perasa dan Gavi tidak mau memperpanjangnya, sehingga ia berputar balik meninggalkan Acel untuk mengecek seisi ruangan.